Dilukisnya wajah laksana selembar
kanvas polos dengan riasan
warna amat mencolok
Dipoles gincu tebal hingga melebihi
area bibir melebar nyaris
mencapai ujung pipi
Dibentuknya alis legam selegam
arang mencipta sudut nan
meruncing amat tajam
Menyamarkan rupa aslinya seakan
berlindung dibalik topeng
kepalsuan yang ada
Serta mengaburkan realita tengah
dikecapnya detik ini juga
dalam getir hidup
Badut acapkali mempertontonkan
wajah sumringahnya dengan
tawa tergelak dan terbahak
Sebagai sang penghibur nan ulung
ia pandai mengocok isi perut
hingga tercipta riuh tawa
Menggema menabuh gendang telinga
gaduhkankan suasana di atas
pentas drama kehidupan
Semua pun turut tertawa terpingkal
pertanda amat puas atas sebuah
dagelan konyol penuh banyol
Semua turut tergelitik menyaksi
serangkaian aksi memancing
riuh rendah gelak tawa
Namun taukah dibalik itu semua
ada tetes air mata berderai
ada kesedihan membekap
Sebuah jiwa yang terkungkung derita
yang hidupnya diperolok-olok
demi tuntutan peran dan
Demi rupiah tergenggam
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 06/08/2021