Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puing-puing Reruntuhan Kota Mati

13 Juli 2021   21:14 Diperbarui: 13 Juli 2021   21:45 406 12
Puing-puing Reruntuhan Kota Mati

Bocah kecil hatinya ngilu
menatap puing reruntuhan
menjelma kota mati dilingkupi
asap tebal serta debu berjelaga

Mengoyak sekerat nurani
membuat lidah serasa kelu
tak sanggup lontarkan kata
sebab kata-kata rasa tercekat

Dan tersangkut di tenggorokan
hanya kedua bola mata menjelma
tak ubahnya sepasang mata kamera
terus merekam jejak-jejak peristiwa

Luluh lantak sontak buat hati
serasa teriris-iris perih pedih
seraya edarkan pandangan
menatap kota tak berbentuk

Yang ada aroma serbuk mesiu
serta tetesan getih basahi puing
reruntuhan kota yang hancur lebur
hanya menyisakan pintalan kesedihan

Dalam tangisan serta rintihan
yang semuanya mengendap
di manik mata bocah kecil
yang kini sebatang kara

Bocah kecil matanya berkaca-kaca
disekanya air mata yang nyaris pecah
mencipta genangan yang kelak
menganak-sungai menenggelamkan

Sepotong Asa!

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 13/07/2021










KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun