Di pelataran masa luka tikam jiwa
memberondong kejii bilik ingatan
menggedornya tanpa belas kasihan
Mengoyak pedih perih buat sesak
nafas rasa tersengal-sengal
serasa diujung penghabisan
Ingatan kerap liar bermunculan
berkelebat manakala sepi menjangkiti
menguliti sukma yang acapkali gamang
Kota terasa anyir menusuk penciuman
basuhi tanah dengan tetesan getih
dari luka yang merah meradang
Erangan serasa merobek nurani
harapan terkapar di sudut sepi
diam dalam selimut tebal beku
Kota teramat kental aroma luka
diseduh oleh tangan-tangan masa
menyaji getih seiring rintih
Pada wajah-wajah pucat pasi
terperangkap di perlintasan riuh
dan ricuh derap sepatu waktu
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 13/07/2021