Bulir-bulir hangat membasahi pipi
sehangat suhu tubuh yang naik turun
sebentar reda sebentar naik
Dan lelehan air mata entah mengapa
meluncur begitu saja tanpa kukehendaki
dengan bebas dan leluasanya ia
Mencipta genang pada pipi yang panas
sepanas bara terjerang kuhapus
dengan tapak lengan
Apa mungkin klenjar air mataku
kelewat berfungsi hingga ia
meneteskan air mata tanpa sebab
Dalam rintihku disela permohonanku
Tuhan berikan aku kesempatan
menikmati Matahari pagi
Biarkan aku dapat leluasa menghirup
sejuk embus nafas kehidupan
sebagai karunia-Mu yang tiada ternilai
Dan sungguh tiada bandingannya
menyeru Asma-Mu dengan khusuk
redakan nyeri dikepalaku
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 06/07/2021