Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Jakarta dan Ironi

23 Juni 2021   13:46 Diperbarui: 23 Juni 2021   13:58 177 12
Jakarta dan Ironi

Pencakar langit nan congkak berdiri
laksana sebilah belati terhunus
sedianya tikam mata langit

Bermandi kerlip pijar cahaya
laksana kunang-kunang
tengah riuh berpesta

Belantara beton mengelilingi
menyumbat kedua telinga
hingga kedap suara

Musnahkan sekeranjang empati
melarungnya hingga jauh
di pesisir kali mati

Kota yang menjual mimpi-mimpi
acapkali mengusik lamunan
dan buat tidur tak lelap

Ingin bertandang menjejakan kaki
di rimba beton milik ibukota nan
kejam lebih dari ibutiri

Serasa ingin singgah guna menjajal
peruntungan dibalik megahnya
mencicipi atmosfer kota

Meski keberadaan berujung dianggap
remah-remah yang menyampahi
setiap lekuk sudut kota

Jakarta dan Ironi buat bergidik ngeri
dengan segala dipertontonkan
hingga harga diri tak peduli

Diletakan dibawah alas kaki dan
tergadai demi lembar rupiah
demi mereguk nikmat

Kehidupan mewah!


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 23 Juni 2021 | 13:46

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun