Denting dawai-dawai sunyi dipetik
di antara sepotong hati tercabik
tak ubahnya sebilah belati
menggores urat nadi
Di atas bentang memanjang tali senar
sepasang mata tua menatap nanar
seraya memangku tubuh gitar
bernyanyi suara bergetar
Syair-syair lagu mengalun teramat pilu
menjerang mendung di langit kalbu
seraya mata pejam mencoba
lupakan seiris perih luka
Anyir aroma luka masa lampau terhidu
terperangkap di bola mata nan sayu
terkurung tembok tebal kesedihan
beri pakan anak-anak kesepian
Terus dipetiknya dawai-dawai sepi
tak peduli bertubi menikam hati
didakinya tinggi puncak sunyi
hingga langkah terhenti
Pak tua merengkuh erat gitarnya
benda bersejarah saksi hidupnya
iringi bercumbu bercengkrama
hapus bulir bening air mata
Seraya mengenang disuatu masa tatkala
gitar kopong mempertautkannya
dengan belahan jiwa bercinta
yang kini telah tiada
Hingga senar putus dari batangnya