Wajah aspal tergenang air
sisa hujan baru saja reda
menjelma cermin bening
memantul suasana sekitar
Gedung pencakar langit
angkuh serta kaku berdiri
dengan sebagian lantai
tampak masih menyala
Riuh lampu-lampu kota
hangat menyapa di antara
temaram cahaya bak ribuan
kunang-kunang tengah berpesta
Menyeduh keramaian
menjerang hiruk-pikuk
malam nan gaduh
sudut kota nan riuh
Kehidupan serba tergesa
deru nafas-nafas lelah
tubuh-tubuh lunglai
letih merajah daksa
Mata-mata sayu
digelayuti kantuk pada
ke dua belah pelupuk
rindukan kasur bantal empuk
Malam basah tergenang air
kota yang tak pernah sepi dilintasi
pejalan kaki, pengendara serta
para penjual mimpi