Aku berdiri di antara kerumunan
orang-orang berjubah putih
berselimut keterasingan
Dengan seluruh tubuh tertutup
selembar kain sewarna pucat pasi
sunyi senyap takada riuh suara-suara
Entah darimana datangnya mereka
kemunculannya secara tiba-tiba
mengelilingi hingga sukar
Bagiku temukan jalan keluar
dan aku dicengkram ketakutan
teramat sangat membuat nafasku
Terasa tersengal dan memberat
bak diganduli tumpukan batu
hingga aku harus berebut
Oksigen di antara hela nafas
yang serasa memburu lantaran
mereka seakan kian merangsek maju
Tak terlihat wajah serta anggota
tubuh mereka dan aku pun tak
miliki cukup keberanian untuk
Mendongakan wajahku menatap
mereka yang sepertinya berasal dari
belahan dunia lain dunia antah berantah
Aku tutup wajahku dengan kedua lengan
seraya menangis tersedu namun tak
bersuara dan kugigit ujung bibir
Menahan takut teramat sangat
rasa takut yang serasa kuat mencekik
disertai menguar aroma anyir menusuk
Keluar keringat dingin dari sekujur
pori-pori sebesar butiran jagung
disertai erangan dari bibirku
Hingga satu elusan serta suara
lirih memanggil-manggil namaku
hingga aku tersadar dari mimpi buruk
Yang kualami hampir setiap malam