Bocah Kecil Bertubuh Dekil
memangku adiknya
yang juga sama dekil
Dengan wajah kusut masai
serta pakaian kumal
menunjukan darimana
Tempatnya berasal
dari kolong langit
bawah jembatan beton
Dari hunian kumuh tempat
sekumpulan orang-orang
tersisih dan terpinggirkan
Bocah Kecil Bertubuh Dekil
dipaksa keadaan menjadi dewasa
dan matang lebih dari usianya
Ditempa kerasnya karang kehidupan
membuatnya jauh terpental
ke lubang-lubang jalanan
Ke dunia yang angkuh dengan
kilatan mata setajam kelewang
menebas kecambah humanis
Mencincangnya bak seonggok
daging busuk berisi belatung
yang menggeliat dan menggelepar
Sekepal tinju pun dilayangkan
menonjok congkaknya mata dunia
yang laksana bumi dan langit
Namun sia-sia tenaga terperah
hingga menangis darah
semua tak membalikan keadaan
Bocah Kecil Bertubuh Dekil
memikul tanggung jawab orangtua
yang tanpa menimbang rasa
Melemparkannya ke jalan
guna mengais belas kasihan
di antara kepingan remah
Mengakrabi pahit getir serta
derita memikul beban hidup
yang kian sesakan dada
Bocah Kecil Bertubuh Dekil
hati kecilnya merintih pedih sebab
roda nasib tak jua berpihak padanya
Membuatnya harus memunguti
harapan yang terserak diantara
tulang-belulang yang serasa retak