Di Negeri Para Bedebah
apa-apa yang semestinya mudah
dibuat menjadi susah
Mencipta resah meruah
serta keluh kesah membuncah
menanti saat pecah bak bisul bernanah
Hanya bisa mengusap dada
menyulam nelangsa di antara
tenunan dan pintalan rasa kecewa
Di Negeri Para Bedebah
setitik asa nyaris punah
dihimpit susahnya mencari rupiah
Sebab serakah acap kali
diberi pakan hingga gemuk
seperti Sapi Kurban
Dan mulut-mulut lapar
tak pernah kenyang meski
disumpal fulus hasil akal bulus
Di Negeri Para Bedebah
carut marut kian bertambah parah
alhasil hanya bisa menelan ludah
Basah teramat basah dan
banyak lahan basah guna digarap
demi hidup mewah sementara jelata
Terpuruk dalam derita dan hanya
disuguhkan drama di panggung sandiwara
dalam dagelan konyol tak ada habisnya
Hanya bisa menatap dengan liur menetes
tes.tes.tes seperti suara air hujan
yang bocor dari atap genting
Rengat dan pecah!
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 24 April 2021 | 15:11