Menatap sendu dan sayu
merenungi garis nasib
memahat takdir diri
Hidup tak ubahnya
burung dalam sangkar
dipelihara sang tuan
Tak sebebas merpati
terbang dengan kepak
sayap-sayap inginnya
Lintasi langit harap
jelajahi angkasa angan
singgahi cakrawala hasrat
Hidup terkungkung dan
patriarki mencipta belenggu
merantai diri matikan
Gejolak ingin yang menari
dalam liukan hasrat serta
alam pikir di bilik kepala
Yang acapkali menggedor
dengan beringasnya hingga
menyentak diri bahwasanya
Terlalu lama ia membiarkan
diri terpenjara dan terpasung
hingga waktu merambat
Namun ujar hatinya lirih berkata
Belum terlambat bangkit dari
hasrat yang nyaris mati
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 13 April 2021 | 22:00