Di atas Bus yang kutumpangi kuedarkan pandanganku, menatap dari balik kaca jendela.
Bus melaju perlahan membelah jalan membentang, meluncur di atas aspal yang keras.
Di atas Bus yang tengah melaju aku terkulai lemas, seraya bersandar di kursi samping jendela.
Sesaat Bus terguncang mungkin roda-roda menginjak lubang, akupun terhempas kebelakang.
Tubuhku ada di kursi penumpang namun sejatinya pikiranku, berkelana mengawang- ngawang.
Masihlah jauh perjalanan harus kutempuh di antara, kecamuk asa di gemuruh rindu yang menderu.
Di antara getar roda menggelinding di atas aspal, serta di antara embus silir angin nan sepoy.
Sontak seketika itu juga menyeret anganku tergelincir ke dalam lorong waktu, memahat jejak lalu.
Terlintas seraut wajah yang pernah kuakrabi "Mata Elang"Ā ucapku dalam hati seraya tergugu.
Tak kuasa kutepis bayangmu acapkali menggedor asaku, terpelanting jauh pada dimensi waktu.
Deru bayu membelai lembut wajahku hingga lamat-lamat, akupun jatuh tertidur teramat lelap.
" Sudah Sampai Neng "
Satu tepukkan di bahu bangunkanku serta merampas mimpi-mimpi tentangmu sedari tadi.
Kujejakkan kaki di Kotamu dengan membawa setumpuk kerinduanku serta sepotong hati yang koyak.
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 17 Maret 2021 | 15:26