Bumi kian hari kian menua
nampak jelas kerusakan
parah terpampang nyata
ulah tangan-tangan manusia
merusak alam tanpa menimbang rasa
Bumi carut marut kulitnya mengkerut
laksana kulit renta dalam dera uzur
lapisan ozon menganga lebar
bak mulut gua membuka
gunung merapi tarbatuk-batuk
Memuntahkan dahak lahar
margasatwa lari kocar-kacir
lantaran kehilangan hunianya
belantara yang kian gundul digigir
gergaji para pembalak liar
Bebukitan sengaja dipapas
dikeruk pasirnya hingga rata
pencakar langit congkak berdiri
dikelilingi hias jendela kaca
memantul hawa panasnya
Mencipta retakan pada wajah aspal
melelehkan trotoar dibakar panas
siklus musim tak menentu
menyeduh panas luar biasa
menjelma kemarau berkepanjangan
Sejurus kemudian meramu hujan
membuat langit runtuh tak kuasa
menahan berkubik-kubik airnya
dihujam curahan hujan
membuat banjir menggenang
Belati Zaman menikam
membuat Bumi meradang
oleh sebab para penghuninya
menjelma orang tak menjaga lingkungan
cenderung acuh dan masa bodoh
Hingga ditimpakan bencana
peristiwa alam niscaya menggugah sadar
bahwasannya bersinergi dengan alam
kunci kehidupan nan harmoni
tanpa terjamah tangan-tangan jahil
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 23 Februari 2021 | 22:48