Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Buta Mata Hati

12 Februari 2021   15:50 Diperbarui: 12 Februari 2021   16:01 301 19
Buta Mata Hati

Dua biji mata sejatinya terbuka
membelalak lebar menyaksi rupa dunia
yang kian carut marut diwarnai
ketimpangan sosial disana-sini

Megah bertahta pongah
berjalan tengadah enggan
melihat kebawah menatap
mereka yang dianggap remah

Dua biji mata terbiasa menatap
yang indah-indah bukan yang kumuh
memahat derita kaum papa dimana ketiada berpunyaan hanya sebagai tontonan semata

Kian memperlebar jurang-jurang
menganga mencipta kesenjangan sosial
antara si Miskin dan si Kaya bak tersekat
tembok tinggi sebagai dinding pemisah

Dua biji mata seakan tak bergeming
pada petak gubuk-gubuk di bantaran kali
di bedeng-bedeng samping jalur
perlintasan rel kereta api

Di kolong-kolong jembatan layang
di Belantara Beton dipenuhi gelandangan
di rumah-rumah semi permanen
tempat akhir pembuangan limbah

Dua biji mata enggan menatap realita
yang ada disekitar dan sepertinya
sibuk mengenyangkan perutnya sendiri
menggemukan pundi-pundi rupiah

Miliknya pribadi!

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 12 Februari 2021 | 15:48

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun