Sembunyi di balik topeng kepalsuan
bertukar peran semudah berganti pakaian
seolah hidup panggung pementasan
Wara-wari dengan jam terbang tinggi
nikmati peran yang dilakonkan
demi kepuasan menjadi tujuan
Gemerlap sorot lampu
menyaji warna-warni kehidupan
bermandi sanjungan memabukan
Hingga lupa daratan, lupa Tuhan
tak ubahnya kacang lupa cangkang
menjadikan nasib bak centang perenang
Ia mulai meracau sembari mencekik botol
dan mensesap sebatang kretek
seraya berjalan terhuyung-huyung
"Akulah sang Bintang"
teriaknya dengan terbahak
serta sorot mata tajam mendelik
Persis mata seekor elang pemburu
yang tengah terbang menukik
lagi membidik seakan ingin mencabik
Ia amat menggilai perannya
terlalu menghayati hingga merasuk
ke sela jiwa maka tak heran ia terbawa
Ia teramat mahir melakonkan peran apa saja terkadang tertawa terbahak dan terkadang menangis tersedu-sedu
Baginya hidup adalah panggung sandiwara
tempat hiruk-pikuk peran dilakonkan
meletakan seulas senyum kepalsuan
Laksana menorehkan lipstick
pada bibir-bibir nan ranum
merekah indah mengundang gairah
Namun sesungguhnya hati kecil
menangis sedih dan dirasakan
teramat pedih lantaran nurani koyak
Entah sampai kapan ia
akan berpura-pura bahagia
kendati sesungguhnya jiwa terlunta
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 19 Januari 2021 | 07:22