Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kujerang Rindu di Atas Tumpukan Kayu

17 Januari 2021   12:12 Diperbarui: 17 Januari 2021   12:35 134 18
Kujerang Rindu di atas Tumpukan Kayu

Kujerang air di atas
tumpukan kayu bakar
tak berselang api menjilat
pantat panci nan legam

Air dalam ketel pun bergolak
dan meletup laksana kawah Merapi
yang terus menyemburkan asap
serta uap panas dari moncongnya

Sebelum akhirnya air dituang
ke dalam cangkir menyeduh
serbuk kopi susu disertai buihnya
menutupi lapisan permukaan

Kuaduk perlahan hingga
serbuk melarut seperti halnya
tatapanmu mengaduk perasaanku
hingga rasa hati tak tentu

Kita seruput kopi susu hangat
berbarengan di tengah gigil
memeluk erat dua batang tubuh
seiring benih rindu yang kian tumbuh

Kita tatap api rakus membakar dan
melumat potongan-potongan kayu
hingga lamat-lamat menjadi
serpihan debu teronggok disudut situ

Kita nikmati hangatnya
kebersamaan menelusup sela jiwa
dalam nikmat percakapan disertai
seruputan pada tepian bibir cangkir

Kita bersulang untuk rasa bahagia
seiring kujerang rindu di atas kayu
namun tidaklah asaku menjadi
remah debu seiring berganti waktu

***
Hera Veronica Sulistyanto

Jakarta | 17 Januari 2021 | 12:12

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun