Tersaji menu nan amat sederhana
sepotong ikan asin di piring
bangkitkan selera makan luar biasa
maklumlah lidah kampung
tak terbiasa makanan ala Eropa
Di tambah lagi sambal terasi
serta lalapan Bonteng
bonteng-bonteng nan segar
hasil petik dari kebun milik sendiri
ujar si empunya warung lesehan
Dengan bunyi berirama
kriuk,kriuk,kriuk....
serasa sangat empuk
membuat lidah tak henti
ingin mengunyah lagi dan lagi
Seraya duduk bersila nikmati
hidangan sederhana tersaji
di dipan kayu bersamaan derit khasnya
dengan mata di manja panorama
alam desa nan eksotis
Hamparan hijau terbentang
petak-petak sawah milik petani
dengan bulir-bulir emasnya
merunduk menyapu tanah
terasa amat melankolis
Menyaksi kawanan kambing
tengah asyik merumput
mencari pakan di area pesawahan
berbaur dengan para petani
yang tengah sibuk menanam padi
Burung-burung terbang
di atas rimbun pepohonan
sesekali terbang merendah
menjejak tanah merah
serta aspal yang koyak
Nikmati menu nan sederhana
bersama kawan seaspal
mereguk genangan pekat nan hangat
di latari elok rupa wajah Buana
serta kabut tebalnya nan rebah di tanah
Adakah yang lebih nikmat...
dalam rengkuhan kebersamaan
nikmati karunia Tuhan
membuat kalbu tersungkur
dalam sekerat rasa syukur
Note : Bonteng = Ketimun ( Bahasa Sunda )
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 28 Oktober 2020 | 10:05