Kabut dingin merendah
perlahan turun menyapa
dari bebukitan di atas sana
usap tanah serta semak basah
Lereng bukit nan hijau
lajur perkebunan teh terhampar
tak ubahnya permadani tebal
selimuti wajah Mayapada
Mulut-mulut mengeluarkan uap
lengan-lengan saling bersedekap
menahan tubuh dalam gigil dingin
di antara rengkuhan halimun
Pagi nan amat berseri
kubasuh wajahku di kaki langit
kesegaran meresap pori
hingga pembuluh nadi
Pagiku di lereng bukit
menjerang secangkir keinginan
menyeduh hangat kerinduan
membuang sesak kesedihan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 26 Oktober 2020 | 22:50