Carut marut wajah Bentala
banyak di huni Ular-ular Beringas
serta Serigala Buas nan Lapar
tak kenal gelap terangnya hari
seiring Tajam Belati menari-nari
Mencari mangsa di bawah kolong Langit
dengan tikam Belati alirkan getih
dari pembuluh nadi menggenangi
wajah aspal dengan merah darah
serta perut koyak dan usus terburai
Ibu Kota lebih Kejam dari Ibu Tiri
sikit lemah habislah di injak-injak
macam orang tak miliki Nyali
diperlakukan sesuka hati layaknya
sapi perah terus di perah hingga mati
Ibu Kota bukan Kota yang ramah
banyak penjahat keji berkeliaran
menggunakan topeng seribu wajah
santun penuh tatakrama nyatanya
Berandal Tengik yg tak kunjung Binasa
Menapak Jejak di Belantara Kehidupan
menelusuri lorong-lorong kelam
dengan benak kian hari kian menghitam
terjerembab lebih dalam menghantarkan
pada Jeruji Besi atau Sebutir timah panas
Bersarang di tubuh-tubuh nan terajah
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 21 Oktober 2020 | 11:21