Malam ini kopiku nyaris tandas
tinggal seperempat gelas
menuju dasar ampas
Kopi hitam pekat sewarna langit malam
tak ubahnya jelaga menyisa dedak
kuseruput dan sedikit tersedak
Kusesap aromanya buatku
kian bergairah lalui putaran waktu
hingga usai jam kerjaku tengah malam
Setidaknya mataku tetap terjaga
tak ubahnya sepasang mata elang
yang tajam mengawasi buruan
Dan kesadaranku tetap pada tempatnya
hingga kutunaikan satu-persatu tugasku
menyelesaikan pertempuran hari ini
Untuk saat ini cukuplah genangan kopi
serta raungan musik cadas kegemaranku
menjadi kawan sejati pereda penat
Ribuan lelah tiada terasa
kantuk yang menyerang seakan
gentar jauh menyingkir lantaran kopi
Aku pecinta Kopi