Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Rinai Hujan

19 September 2020   19:22 Diperbarui: 19 September 2020   19:27 138 13
Rinai Hujan

Bayangan kerlip lampu warna-warni
memantul di badan jalan
sebab jalanan basah oleh rinai hujan
yang membasuh permukaan aspal
dari debu-debu yang melekat

Pusat pertokoan telah tutup
yang masih membuka hanyalah
tempat wisata kuliner malam
sepanjang sisi kanan kiri ruas jalan
dipenuhi warung tenda

Yang menyaji aneka rupa
penganan menggugah selera
bangkitkan rasa lapar
terlebih dalam derai hujan
mengguyur langit malam Jakarta

Tempat orang mengisi perut
yang sedari tadi keroncongan
dan menyeruput secangkir Bir Pletok
guna menghangatkan tubuh-tubuh
dalam dingin yang menggigit

Dingin yang serasa menusuk
sendi serta tulang belulang
kali ini tak ada musisi jalanan
yang biasa menggenjreng gitar kopongnya menghibur hati yang teramat sepi

Entahlah mungkin mereka enggan
keluar mengais kepingan receh
di lebatnya hujan yang tercurah
dan lebih memilih tertidur lelap
di kamar sepetak lelap dalam selimut mimpi

Dalam rinai hujan basah rinduku
memahat waktu bersamamu
nun jauh di sana di sebuah kota kecil
tanah yang belum pernah kupijak
Bumi nan asri dalam selubung hawa dingin


***
Hera Veronica
Jakarta | 19 September 2020 | 19:22

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun