Kujerang air di atas kompor
air bergolak menggelegak
panas teramat sangat
Seperti siang bolong
di langit Jakarta
serasa panas terpanggang
Meniup ubun-ubun di kepala
mengelus kulit nan kian legam saja
dalam dekap merah bara mentari
Kujerang ribuan kenangan
di atas lelehan air mata
yang riuh berebut berjatuhan
Seperti bulir-bulir air hujan
yang tertumpah dari ceruk langit
menghujam bumi dengan menderas
Aku manusia bernyawa
yang miliki sebongkah rasa
ada kalanya mata menganak sungai
Kesedihan yang pada akhirnya
meruntuhkan dinding pertahanan
membuka kisah lama yang ingin kulupa
Kujerang kenangan
dengan menyusut air mata
hingga mengering luka
***
Hera Veronica
Jakarta | 07 September 2020 | 17:30