Wahai Tuan...
Pemilik daksa namun bukan pemilik hati, lepaskan tali pengikat diri. Biarkan hamba terbang bebas lepas.
Tak ubahnya sang Merpati terbang tinggi, menyentuh Langit harapan. Meraih angan dan ingin yang liar menari.
Yang semenjak lama, mengalir deras di Nadi, membuncah dan tak terkendali. Hasrat hati ingin melukis mimpi.
Dengan tinta jiwa berjuta warna, membingkai hidup dengan figura bahagia. Apalah daya terbentur dinding realita
Langkah-langkah terjegal asaku terpasung, dan aku hanyalah menjadi hamba sahaya di megah sangkar emas.
Daksa terkungkung mungkin sudah suratan, menjadi Budak belian, mimpi terpatahkan dan di larung di lautan.
***
Hera Veronica
Jakarta | 07 September 2020 | 10:10