Sebatang rokok di sela jari
kupilin-pilin ditingkahi resah hati
huru-hara di kepala seakan tiada henti
laksana godam menghantam bertubi-tubi
Berkecamuk gundah
seperti lambung Kapal pecah
bersarang resah
laksana Samurai tengah di asah
Rokok dan pematik api
dua sejoli yang kerap kukantongi
kubawa kemanapun aku pergi
keduanya menjadi kawan sejati
Tanpa keduanya setidaknya
aku tak mungkin Harakiri
mengenang cinta yang sudah Basi
milik Betina keji yang piawai bermain hati
Ada lega yang sesaki rongga dada
lenyapkan murka yang bercokol di kepala
tak ada lagi senyum kecut di air muka
bara dendam sontak padam seketika
Kunyalakan pematik api
dengan ujung jari
seiring terbakar batang rokok
terbakar pula kisahku
Menjadi serpihan debu waktu
***
Hera Veronica
Jakarta | 3 Juli 2020 | 17:25