kereta yang membawamu ke kotaku
di antara deru mesin
yang membuat huru-hara di telinga
di antara gesekan roda
di atas lempengan baja
yang nyaring bunyinya
Kuedarkan pandanganku
pada kereta yang baru saja tiba
menelusuri setiap sudut gerbongnya
dari balik jendela
kucari-cari sosokmu
diantara kerumunan orang
serta lalu lalang penumpang
tak jua kujumpai kau disana
Menit ke menit yang berlalu
kulirik arlojiku
di peron itu aku menunggumu
serasa berabad-abad lamanya
dengan rindu yang berjelaga
hati kecilku berbisik lirih
"Where are you...?"
Derit peluit menyentakku
sontak membuyarkan anganku tentangmu
sesosok makhluk manis
yang mengacaukan pikiranku akhir-akhir ini
saatnya kereta melaju
menuju pemberhentian berikutnya
aku hanya mampu pandangi punggung kereta
yang berjalan perlahan
kemudian berlari kencang
menyusuri bantalan rel yang membentang
jalur rel yang melintang
Dengan lunglai kuseret langkah kakiku
menjauh dari tampat itu
dan bergegas pulang
ada setitik kecewa terselip di hati
seraya menghela nafas panjang
telah lama kunanti hari ini
di stasiun kereta ini kita janji bertemu
untuk kali pertama
Satu tepukan lembut di bahu mengagetkanku
" Teteh Hera"
aku hapal suara itu
dengan aksen jawa yang kental
dan rasanya suara itu tak asing bagiku
seraya kumenoleh kebelakang
kudapati sesosok lelaki
berperawakan tinggi
berambut gondrong
tersenyum manis padaku
dengan tampilan sederhana
seraya menyandang gitar di punggung
"Mas Dwi"
ucapku dengan wajah merah merona
tersipu malu
menahan debaran rasa
Dan akhirnya kitapun jalan bersisian
layaknya dua orang
yang sudah saling mengenal lama
dan tawa renyahpun tercipta
seiring bahagia menyapa
Written By Hera Veronica
Jakarta, April 7,2020