Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Melestarikan Budaya Sasak Melalui Ekstrakurikuler Tari Rudat "Nadwa Tuna" di SDN 37 Cakranegara

25 Juni 2024   21:11 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:20 133 0

Tarian Rudat merupakan salah satu tari yang mengikuti warisan para pendahulu umat Islam di Pulau Lombok. Tarian Rudat dimainkan dengan doa dan puji-pujian kepada Allah SWT. Terlepas dari itu, tarian Rudat dimainkan dengan memadukan perkembangan pencak silat dan perkembangan lainnya. Perpindahan Rudat dimulai di Turki bersamaan dengan penyebaran Islam di Indonesia pada abad ke-15. Ada kemiripan antara gerakan Rudat dengan budaya dan gerakan dari Turki. Karena busana para seniman Rudat ini menggunakan kopiah tarbus (peci panjang), kemeja dengan pernak-pernik biasa, juga celana dan menggunakan kain khas suku Sasak biasa sebagai lapisan luar celananya. Busana yang digunakan hampir mirip dengan busana adat Turki, yakni busana adat Kroasia. Setiap geraknya tentu saja diiringi musik konvensional, seperti halnya Rudat. Ada beberapa melodi yang digunakan untuk mengiringi gerakan Rudat yang dimainkan oleh Sekaha (pemutar musik Rudat). Tarian Rudat tersebut diiringi dengan alat musik antara lain gendang, biola, rebana, rebana, dan benduli (gitar khas suku Sasak). Di Pulau Lombok, tidak banyak orang yang bisa memainkan Rudat, karena hanya ada beberapa daerah yang memiliki pergerakan tersebut. Tarian Rudat sendiri dimainkan oleh 12 hingga 18 orang. Rudat tidak hanya berbicara tentang jurus pencak silat, namun Rudat juga berisi teater yang menceritakan tentang penyebaran Islam pada zaman dahulu.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun