Komunikasi politik di Indonesia semakin terpengaruh oleh kemajuan teknologi, terutama dengan berkembangnya media sosial sebagai platform utama dalam berinteraksi dengan masyarakat. Berbeda dengan era sebelumnya, di mana media tradisional seperti televisi dan surat kabar menjadi alat utama politisi dalam menyampaikan pesan politik, kini media sosial memungkinkan politisi untuk berkomunikasi secara langsung dan lebih dekat dengan audiens. Namun, penggunaan media sosial oleh politisi Indonesia, Seperti mantan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), juga memunculkan fenomena baru dalam komunikasi politik, termasuk strategi pencitraan yang sering kali terkesan lebih mengutamakan gaya dibandingkan substansi. Salah satu contoh menarik adalah video yang sempat viral di media sosial, yang menampilkan Jokowi melihat video yang berisikan ibu-ibu joget dan bernyanyi tanpa memberikan komentar atau konteks yang jelas. Video ini, meski mendapat perhatian publik, menimbulkan berbagai pertanyaan tentang sejauh mana pencitraan di media sosial dapat mempengaruhi citra seorang politisi di mata masyarakat.
KEMBALI KE ARTIKEL