Seorang wanita muda bernama Maya tinggal di rumah tersebut bersama keluarganya. Ia sering merasa ada sesuatu yang aneh di sekitar cermin antik tersebut, terutama ketika malam tiba. Suatu hari, Maya memutuskan untuk menyelidiki keanehan tersebut.
Sebelum tidur, Maya duduk di depan cermin antik dengan lilin di tangannya. Dia memandang cermin dengan penuh keingintahuan. Tiba-tiba, bayangan misterius mulai muncul di balik cermin. Sebuah sosok bayangan yang tidak jelas terlihat di dalam cermin, seolah-olah mencoba berkomunikasi dengan Maya.
Maya merasa bulu kuduk nya berdiri. Dia berani bertanya, "Siapa kamu?"
Bayangan itu hanya tersenyum tanpa menjawab. Maya merasa ada sesuatu yang tidak benar dan mencoba untuk menghentikan kontak dengan bayangan tersebut. Namun, cermin itu seakan memiliki kekuatan magis yang menahannya.
Dalam kegelapan malam, cermin antik itu menjadi semakin menakutkan. Bayangan-bayangan lain mulai muncul, dan mereka semua terlihat lapar akan kehidupan. Maya mencoba berteriak, namun suaranya terdengar terkekang. Dia berusaha untuk menjauh dari cermin, namun kakinya seakan-akan terpaku di tempat.
Tiba-tiba, bayangan-bayangan itu keluar dari cermin dan mengelilingi Maya. Mereka terlihat seperti roh-roh lapar yang haus akan kehidupan. Maya merasakan dingin menusuk tulang dan merinding di seluruh tubuhnya. Dia berusaha untuk melawan, namun semakin ia bergerak, semakin kuat daya tarik cermin itu.
Dalam keadaan putus asa, Maya mendengar bisikan lembut dari bayangan utama. "Kau adalah bagian dari kami sekarang."
Maya merasa kesadarannya memudar, dan dunia di sekelilingnya menjadi gelap. Cermin antik itu kini menyimpan bayangan-bayangan yang lapar akan kehidupan manusia. Rumah tua itu menjadi angker dan ditinggalkan, dan cermin antik tersebut menjadi penjara bagi roh-roh yang haus akan kehidupan. Dan sejak saat itu, cermin antik itu menjadi legenda menakutkan di pinggiran kota, memperingatkan semua yang berani mencoba untuk menyingkap bayangan di baliknya.