Selama ini banyak peninggalan kakawin atau satra di lontar atau prasasti leluhur lebuh berorientasi ke India,wayang misalnya. Atau pun sastra yang dituliskan pada lontar kuno. Sebagai contoh adalah buku Dvipantara Dharma Sastra (Kebijakan Kuna Nusantara untuk Masa Kini) yang dituliskan oleh
Anand Krishna. Dalam buku tersebut ada 3 naskah kuna dari daerah yang berbeda. Naskah pertama Sara-Samuccaya atau kumpulan Nilai-nilai Kebajikan Utama yang dituliskan oleh Bhagavan Vararuci dalam bahasa Devagari/Sanskrit. Sebagaimana tertuliskan dalam buku Dvipantara Dharma sastra, Bhagavan Vararuci bukan orang asli India atau Sind hu. Ini tampak dalam gaya bahasa penulisan. Artinya, beliau adalah orang nusantara asli. Naskah ini masih dipakai sebagai acuan hingga saat ini di Bali. Buku atau Naskah ke dua adalah Slokantara-Ayat-ayat Kebajikan yang dituliskan pada akhir Majapahit, sekitar abad XIV - XV. Naskah ke tiga bernama Sevaka Dharma, Kitab Sunda tentang Kehidupan dan Kematian. Dalam Pembukaan buku Dvipantara Dharma Sastra,
Anand Krishna menuliskan:
KEMBALI KE ARTIKEL