Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

New Brain/Neo-cortex Adalah Hardware Kemanusiaannya Manusia....

10 Oktober 2011   19:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06 1306 1
Manusia berkembang bukan saja bentuk badan yang berbeda dari hewan, namun struktur otaknya juga beda dari hewan. Secara garis besar struktur otak manusia terdiri dari 2 bagian besar, old dan new brain. Old brain adalah juga disebut limbik adalah otak lawas bawaan dari hewani. Sementara new brain atau neo-cortex adalah suatu hardware yang memang digunakan untuk memikirkan hal-hal yang lebih besar daripada yang terpikirkan hewan.

Old brain berurusan sebatas kepentingan kenyamanan badan saja seperti makan, tidur, dan seksual. Ke tiganya adalah kebutuhan badaniah dan semuanya disebabkan dari dasar manusia yang merasa hidup dalam ketakutan. Fear based.

New brain atau neo-cortex adalah pengembangan kemanusiaan dalam diri manusia. Hardware ini sudah disediakan oleh Keberadaan untuk mewadahi software kemanusiaan dalam diri manusia yang juga dikembangkan oleh alam.

Seekor hewan akan bertintak reaktif dan hanya berpikir untuk kepentingan diri semata. Reaktif adalah tindakan spontanitas tanpa memikirkan akibatnya. Mereka hanya menyayangi orang yang telah memberinya makan atau berlaku baik bagi dirinya. Ego adalah segala sesuatu yang hanya mementingkan keamanan dirinya sendiri. Kekhawatiran akan sesuatu ketidak cukupan adalah watak perilaku hewan.

Seorang manusia sesungguhnya sudah dibekali new brain atau neo-cotex, baik berupa hardware maupun software nya. Hardware ini untuk mewadahi kegiatan mind manusia, yaitu jiwa kemanusiaan. Inilah intelejensia. Intelejensia adalah pola berpikir ilahiah. Tindakan yang menggunakan intelensia adalah responsif. Selalu memikirkan akibat dari tindakannya. Reaktif tanpa berpikir akibat tindakan yang dilakukan.

Dalam agama Islam, manusia adalah khalifah Allah. Bertindak sebagai wakil Allah di atas bumi. Artinya ia mesti bertindak untuk melestarikan alam dan manusia serta menjadikan kehidupannya rahmat bagi sekalian alam. Rahmattan lil alamin.

Dalam beberapa hadits disebutkan:


  • "Tidak seorangpun (dapat disebut) beriman, jika ia tidak mencintai bagi orang lain apa yang dicintainya bagi diri sendiri"
  • "Demi Allah, ia bukanlah orang yang beriman!
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun