berikut share saya & keluarga ketika melepas anak pertama kami ke bangku SMPIT
sekaligus ponpes hifzhil qur'an di klaten, ketika itu tanggal 11 juli 2010
anak sulung kami, kini di SMPIT & Ponpes Ibnu Abbas Klaten
hari itu, 12 juli 2010 adalah hari pertama th ajaran 2010-2011
sepertinya hampir merata secara nasional, meski masa-masa liburan sebelumnya ada perbedaan permulaannya
di smpit-ponpes ibnuabbas juga demikian
dan ketika itu, 11 juli 2010 adalah hari pertama masuk ponpes
kalau saja terlihat dan atau terdengar sederhana, .... bisa jadi
tetapi bagi kami, ... itulah hari yg sungguh banyak makna dan banyak tautan rasa
di antara kami : si sulung, adik-adik, ibu dan ayah
itulah kali pertama perpisahan secara resmi dialami si sulung ...
terhitung mulai saat itu, ...
si sulung adalah sosok 'mandiri' yg hrs scr sukarela & bertgg jawab melepaskan segala bentuk 'kenikmatan' berada di sisi ortu
dia adalah sosok yg harus mengawali segalanya dari dirinya dan mengakhirinya pun kepada dirinya
dia adalah sang sistem dg komponen yg komplit, input-proses-output
meski dalam step & kualitas yg masih sangat awal ...
itulah kali pertama bagi kami,
melepas anak "secara hampir permanen" utk waktu2 ke depan
mulai saat itu pula ...
kami harus menerima realita baru,
bhw sang anak atau siapapun akan ada saatnya harus terpisah
apapun alasan & kondisinya ...
si ibu sama si adik ... bahkan menangis ketika si sulung pergi
kami juga harus menengok masa2 lalu & mengevaluasinya kembali
betapa saat2 kebersamaan yg tlah kami lalui bersama sang anak, begitu banyak ketidakoptimalan
sungguh banyak saat2 terbaik utk suatu pembelajaran buatnya ...
terlewatkan tanpa arti
bahkan terkadang, ... terlewatkan oleh penanaman nilai2 yg jauh dari hakikat pembelajaran yg luhur
cenderung menuruti kemauan anaks,
atau sebaliknya, memaksakan kehendak tanpa penjelasan yg wajar
kasihan membangunkan utk shubuh apalagi sholat malam,
kasihan kalau harus membatasinya dlm bermain game
kasihan kalau harus mendisiplinkan sholat jamaah ke mesjid
kasihan kalau harus mendisiplinkan membaca qur'an ... apalagi menghafal
yaa .., semua kasihan itu hanyalah demi sebuah 'kebahagiaan' si anak
mungkin krn hals ini juga ...
mengapa output pada anaks kami yg masih jauh dari potensi yg semestinya
ironi memang ...
sebagai ortu ... aslinya kami merasakan bhw 'sangat tidak berkompeten' utk mendampingi anaks scr langsung
sangat banyak kekurangan kami yg menghambat anaks utk tumbuh besar & dewasa
tapi sungguh aneh ...
nyatanya, sangat tidak ringan juga
ketika kami melepaskan anak utk diasuh oleh pihak lain yg berkompetensi lebih baik
bukan krn tidak yakin, dan bukan juga karena harus berbiaya mahal
tetapi ... ya karena berat melepaskan saja ... sebuah alasan yg sangat tidak jelas
di sisi lain, di hari itu juga ...
kami resmi beroleh pembelajaran mata kuliah baru
belajar meyakini bahwa setiap manusia punya potensi mandiri ... termasuk pada anaks kami yg masih belum genap 12th
belajar tentang keyakinan, bahwa DIA selalu mendampingi setiap hambaNYA ...
inilah pukulan telak atas arogansi kami, bhw ternyata .... kami bukanlah apa2 ... semuanya bersumber kepadaNYA
mudah2an ...
pilihan kami melepas si sulung ke klaten ...
terlepas dari ego2 & harapan2 jangka pendek dan sempit ...
semoga dicatatNYA ... sbg ikhtiar terbaik yg mampu kami lakukan
sbg pengemban amanah sbg orang tua