Desember selalu datang seperti utusan tak diundang, membawa kabar bahwa segalanya akan berakhir, entah bahagia, hampa, atau getir. Aku berdiri di balkon kos kecilku, menatap langit malam yang kelabu. Ada semacam kekosongan di udara, sesuatu yang lebih berat dari dinginnya angin yang meniup lemah tirai jendela. Suara kembang api sesekali meledak di kejauhan, tapi tak ada satu pun yang memantul di atas kepalaku.
KEMBALI KE ARTIKEL