Pada malam, orang-orang mengais-ngais rejeki. Waktu diratakan, tak lelah, menghitung waktu-waktu yang berlalu hingga pagi kembali.
Pada malam, orang-orang tidur pulas, imbangi waktu, kejar kertas-kertas kosong yang akan tersimpan di dinding laci kamar.
Pada malam, orang-orang, bicara pada imajinasi, mila-mila diksi, menjelaskan tentang dunia yang penuh sekat-sekat suka-duka.
Pada malam, orang-orang, bincang-bincang, pada tuhan, pada hitamnya jalan, pada semua yang bernafas lega.
Pada malam, orang-orang, termasuk aku. menunggu, rindu yang tertera pada satu nama.
Pada malam, kita berada pada bumi yang sama. Naif, hingga beribu-ribu cerita berkesudah.
Jogja2023