Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kesunyian

20 Mei 2013   08:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 176 1
#

Pada segelondong gamang

aku mendengar desir empedu tentang tepi hatimu

yang tak menyisakan ruang untukku

Adakah setitik liang agar cairan asaku

menderus relungmu

Adakah iga-iga kering yang bisa kupanjat

Untuk meniup fibra jantungmu

Adakah air kolagen yang memandikan tulangku

Agar cukup kuat meraihmu

Lalu menyematkanmu pada bingkai hidupku

#

Ilalang malang melayang-layang ke belakang tubuhmu

Dan kau masih saja berjalan menyusur gang-gang mimpimu

Lalu saat berdiri sejajar tiang di atas bukit bawang,

Dari bawah aku melihat sisa-sisa kenangan berhamburan

Bersama serbuk-sebuk kuning yang mencari sang putik

Memeluk angin

#

Turunlah,dik

dari balik bukitmu

Meski aku tak mengenal letih

menanti paras yang tak remaja lagi

pun sampai beribu awan memerah jingga

#

kalau kau hendak menatap turunmu

kuncup-kuncup tulip bermekaran

atau pucuk hibiskus mengelus sayu

lalu mahkota kembang merak akan kusematkan

tepat di kepalamu

pertanda kau menyahutku

ketika nadi ini menyapa limfamu

dan nadi kita menyatu menjadi aorta lalu bermuara ria

mengaliri delta-delta pembuluh

menuju dermaga yang sama

.

Bandarlampung, April 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun