Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Fenomena Membaca

24 Agustus 2012   07:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 2845 0
Mengapa Bung Karno dan Bung Hatta bisa hebat? Mengapa Bill Gate bisa menjadi Superior walaupun tidak lulu sekolah? Mengapa Mark Z. seorang penemu FB bisa menjadi orang yang menggamparkan di awal abad ke-21, walaupun stid sarjananya tidak selesai?

Jawabannya singkat, karena mereka kreatif dan memiliki wawasan yang luas. Disamping itu pada dasarnya mereka punya kemauan. Dan satu lagi, mereka senang membaca. Saya agak tergelitik ketika mendengar salah seorang teman saya, sebut saja si A, mengatakan kepada saya bahwa membaca itu hanya pekerjaan buang-buang waktu. Walaupun sempat terpengaruh, namun lama-kelamaan justru sebaliknya. Persepsi saya adalah membaca merupakan kegiatan mengefektifkan waktu. Karena ketimbang saya hanya ngobrol-ngobrol kosong sambil berkumpul ria dengan teman-teman lebih baik saya mengambil buku atau mejalah atau Koran untuk dibaca. Jadi persepsi saya adalah membaca itu mengefektifkan waktu kita.

Berbeda dengan persepsi saya, kalau menurut Burn, Roe dan Ross (1984) membaca merupakan proses penerimaan simbol oleh sensorik, kemudian mengintererpretasikan simbol, atau kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tata bahasa dari kata-kata yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca. (walaupun sedikit panjang, namun masuk akal juga sich...)

Berbeda denga mereka bertiga tadi, Si Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.

Ada lagi persepsi lain menurut si Tampubolon (salah satu marga salah satu suku di Indonesia), membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf.

Walaupun banyak persepsi, banyak asumsi, tetapi menurut saya, semua yang dikatakan mereka adalah yang positif semua. Artinya tidak ada kontradiksi diantara pengertian yang disampaikan mereka. Intinya membaca itu sangat bermanfaat untuk kita dan tidak ada dosanya kita membaca. Oleh karena itu, karena membaca itu bermanfaat, lalu mengapa kita tidak ocba, ketimbang kita coba-coba yang tidak bermanfaat....

Membaca terkadang memang adalah pekerjaan membosankan bagi beberapa orang termasuk saya dulu. Namun kalau kebiasaan membaca ditingkatkan, maka yang tadinya membosankan akan berubah menjadi mengasyikkan.

Saya teringat ketika buku-buku di rumah yang berjejer rapi di lemari ruang tengah, sudah berapa tahun saya tinggal dan menjadi penghuni rumah sendiri, baru telah kelas 3 SMA baru saya buka-buka itu buku. Awalnya sempat bĂȘte karena kebetulan bukunya tidak seperti yang saya harapkan bisa memberikan kenikmatan sendiri. Namun setelah membaca kata demi kata lama kelamaan ada rasa ingin tahun untuk melanjutkan bacaan agar memperoleh informasi yang lebih sehingga jadi deh.. akhirnya kegiatan membaca menjadi seru sekarang ini.

Membaca adalah pekerjaan yang sebenarnya sudah kita lakukan sejak TK sampai sekarang, hanya saja kita masih terlalu berpikir rumit kalau kita mau baca satu buku atau membaca majalah. Kita masih lebih senang membaca Koran karena lembar halamannya sedikit dan bisa langsung mengetahui informasinya walaupun hanya membaca Judul atau lead beritanya. Padahal untuk menjadi besar, seseorang tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya buku.

Langkah awal adalah mengubah mind set kita yaitu, membuat sugesti kita bahwa membaca buku bukan sesuatu pekerjaan yang rumit dan membuang waktu. Ditambah dengan niat yang teguh, saya yakin kita bisa membudayakan kegiatan membaca.

Dari referensi yang say abaca, ada beberapa teknik membaca tergantung dengan bahan bacaan dan tujuan membaca bahan bacaan tersebut diantaranya:

A. Membaca dengan Scanning

Pengertian:

Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries (dalam Farida Rahim, 2005), membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya.

Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.

Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.

Langkah-langkah Scanning:


  • Perhatikan penggunaan urutan seperti 'angka', 'huruf', 'langkah', 'pertama', 'kedua', atau 'selanjutnya'.
  • Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya.
  • Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraph
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun