Danau buatan (waduk) itu dibuat oleh pemerintah DKI Jakarta sebagai penangkal banjir ketika air hujan meluber dari mata awan. Kedalamannya 5 meter setelah sebelumnya dikerok oleh 20 eskavator. Jika melihat dari ketinggian, terlihat kalau waduk yang terletak di Jakarta Utara ini terbagi dua, waduk sunter 1 (barat) dan waduk sunter 2 (timur). Kedua waduk ini dipisahkan jalan kedondong raya, tempat pemukiman warga. Meskipun berdekatan, tidak ada hubungan air dari waduk Sunter 1 ke 2 atau sebaliknya. Kalaupun ada, hanya resapan tanah jalan kedondong.
Dari pengamatan yang dilakukan dan wawancara dengan beberapa warga, kualitas air di danau sunter 1 dan 2 berbeda. Danau sunter 1 (barat), cenderung lebih keruh. Hal ini diakibatkan pembuangan limbah dari industry kecil masyarakat dan limbah rumah tangga, sehingga tidak banyak ikan air tawar yang hidup di sana, kecuali ikan gabus. "kalau di danau sunter 1, Cuma ikan gabus yang bisa hidup.":kata seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya. Danau Sunter 1 memiliki pompa yang digunakan untuk memindahkan air waduk ke kali Sunter yang terletak di sebelahnya. Antisipasi ini sering dillakukan ketika waduk tak sanggup menampung banyaknya air. Di musim kemarau, warna air di waduk ini hijau pekat kehitaman. Sampah banyak mengonggok di permukaan. Baunya nyengat. Jika melewatinya, sesekali buang ludah atau menutup lubang hidung. Kalau di musim hujan, karena volume air lebih banyak, kepekatan warna waduk ini terurai. Meski demikian, tetap saja aroma tak sedap dari waduk sunter barat ini terbaca oleh indera penciuman.