Tingginya tuntutan dari manajemen untuk dapat berinovasi dan mengembangkan fitur untuk dapat mempertahankan dan menarik pelanggan baru agar tetap menggunakan aplikasi tersebut. Ditambah dengan persaingan pasar yang sangat kompetitif menjadikan karyawan start up mendapatkan tuntutan kerja yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut merupakan bagian dari pemicu timbulnya stress ditempat kerja.Dilansir dari Machday (2018), tuntutan dari perusahaan startup yang terus harus berinovasi setiap harinya memiliki dampak karyawan yang lebih rentan terhadap stress kerja, selain itu karena jenjang karir yang tidak jelas diperusahaan startup menyebabkan karyawan mudah cemas.
Menurut studi yang dilakukan Michael A. Freeman, M.D dan tim mengenai hubungan antara kewirausahaan dan kesehatan mental, disebutkan bahwa jika para pekerja lapangan (seperti buruh) sangat rentan terhadap kelelahan fisik, para pekerja kreatif dan pebisnis dihadapkan pada kelelahan mental. Dari penelitian tersebut ditemukan 72% pebisnis, baik secara langsung atau tidak langsung terpengaruh gangguan kesehatan mental.
Namun, tentunya tidak semua karyawan yang bekerja pada perusahaan startup mengalami gangguan stress akibat kerja. Meskipun tuntutan pekerjaa yang sangat tinggi, bagi individu yang memiliki tingkat kematangan emosi yang baik, tentunya individu tersebut dapat mengendalikan stress yang terjadi. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh leon dan Tânâsescu (2018) orang yang memiliki kecerdasan emosional akan mendapatkan dampak positif terhadap penurunan stress yang dialami oleh karyawan dari sector perbankan di Romania.