Sewaktu kuliah di ranah minang, kondisi yang mirip saya temukan. Alih-alih bertemu di perpustakaan kampus, saya malah bertatapan dengan Tan lewat t-shirt pengunjuk rasa –Bapak Republik berwajah diamuk sepi. Saya tanya kepada mereka, siapa dia? Jawabannya, tetap sama seperti yang dikemukan mamak saya tiga tahun sebelumnya – sesosok misterius, cerdas tidak ketulungan, tukang recok zaman sampai kematian yang tragis, serta rangkaian aksi-aksi heroik lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL