Bulir-bulirnya dibawa angin menerpa kulit ariku,
terasa perih hingga ke jangad
ah...lagi-lagi hujan selalu turun di saat yang tidak tepat
Pandanganku teralih ke arah gadis di dalam sedan berwarna merah yang sedang mematut-matut diri di cermin
entah apa yang dipikirkannya... toh tak ada yang jelas melihat wajahnya...
Pikirku enak jadi dia tak perlu repot menunggu hujan reda di emperan rumah orang seperti diriku,
ditambah menghadapi sang kakek pemilik rumah yang wajahnya menunjukkan hendak mengusir...
Malang benar nasibku..
Ku mulai berandai-andai jika aku gadis di dalam sedan merah itu, dan tak jadi pejalan kaki seperti sekarang
aku pasti sudah menembus hujan sejak tadi...
mmhh...hai langit, kalau saja di sana punya layanan kritik dan saran.. aku akan meminta tunggu aku sampai di tempat tujuan terlebih dahulu....barulah hujan turun lagi