Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Fenomena Demonstrasi Mahasiswa

2 April 2012   11:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:07 358 0
Tanggapan kontra datang melihat fenomena aksi mahasiswa yang tidak jarang dilakukan dengan aksi vandalis, aksi bakar-bakar di jalan dan aksi menutup jalan, sehingga masyarakat berpandangan aksi mahasiswa hanyalah meresahkan. Namun ada masyarakat yang mendukung apa yang mahasiswa lakukan. Seperti waktu saya baru saja selesai aksi, ada seorang ibu-ibu penjual kue menghampiri massa aksi yang belum bubar, ia begitu mendukung apa yang mahasiswa lakukan, ia menjelaskan dengan wajah penuh semangat dan menggebu-gebu bahwa rencana kenaikan harga BBM sungguh menyiksanya sebagai rakyat kecil, kami massa aksi mengitarinya dan berteriak “HIDUP IBU!!”, “HIDUP RAKYAT KECIL!!” di depan ibu-ibu penjual kue tersebut. Begitu juga dengan ibu-ibu di warung makan yang mencoba berdiskusi dengan kami tentang kenaikan harga BBM saat aksi. Saya yakin tidak ada masyarakat yang tidak mendukung aksi mahasiswa jika saja mahasiswa menyampaikan aspirasinya tanpa meresahkan masyarakat sekitar dan bersifat ramah. Nyatanya fakta yang saya lihat dilapangan, tidak jarang mahasiswa mengganggap masyarakat sekitar yang tidak bersifat kooperatif pada aksi mahasiswa dipandangnya sebagai musuh, itulah salah satu dari beberapa faktor aksi mahasiswa yang dipandang meresahkan. Arogansi mahasiswa keluar ketika ia merasa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang paling benar, bahkan banyak aksi mahasiswa mengorbankan kepentingan masyarakat demi kepentingan yang mereka bilang kepentingan rakyat, namun menurut saya beberapa aksi mahasiswa lebih mementingkan kepentingan golongan atau organisasinya ketimbang kepentingan rakyat. Ketika saya bertanya kepada salah satu aktivis mahasiswa kenapa mereka melakukan aksi vandalis, mereka menjawab aksi-aksi vandalis tersebut dilakukan untuk menarik perhatian media cetak maupun elektronik. Terbukti mereka lebih mementingkan kepentingan golongannya daripada kepentingan masyarakat sekitar dan saya pikir masih banyak cara untuk menarik perhatian media ketimbang melakukan aksi vandalis yang tentu meresahkan masyarakat. Beda lagi dengan aksi chaos, sejatinya saat diskusi sebelum melakukan aksi tidak ada mahasiswa yang merencanakan aksi chaos. Aksi chaos adalah aksi spontanitas ketika aparat keamanan telah bertindak represif terhadap mahasiswa, kecuali jika ada provokator, yang biasanya melakukan provokasi demi kepentingan tertentu. Logikanya mahasiswa tidak akan bersifat vandalis ketika apa yang mahasiswa inginkan di wujudkan, contoh: perwakilan mahasiswa diterima masuk dalam gedung DPR untuk menyuarakan tuntutannya langsung. Karena massa mahasiswa adalah massa yang terdidik dan terorganisir. Mahasiswa adalah kaum menengah yang mempunyai peran di masyarakat. Sejarah Indonesia mengatakan telah dua kali mahasiswa berhasil menurunkan rezim pemerintahan yang korup dan fasis di Indonesia. Revolusi atau reformasi adalah hal yang berkelanjutan dan berulang, bukan berhenti ketika revolusi atau reformasi tercapai, siapapun pemerintahnya, apapun sistemnya wajib di lawan ketika sudah berkhianat pada rakyatnya. Aksi melawan pemerintah yang buruk dalam bentuk apapun adalah ibadah, karena ibadah dalam bahasa Arab berarti melayani atau memperjuangkan orang banyak. Begitu juga aksi mahasiswa adalah ibadah, ketika aksi yang mahasiswa lakukan benar dan baik. lebih lanjut http://hendrayudhantopanico.blogspot.com/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun