Solusi ini hadir sebagai jawaban atas keluhan petani mengenai tingginya biaya operasional listrik dan bahan bakar untuk mengoperasikan pompa air.
Stevic Ilela (25), bersama empat rekannya, Martin Salakory, Excellion Soplero, Hendra Wattimena, dan Ekaristi Rupilu, berhasil mengembangkan alat ini. Inovasi mereka tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menawarkan solusi ramah lingkungan untuk pertanian berkelanjutan di Maluku.
Pompa air ini dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT), yang memungkinkan petani mengontrol proses penyiraman dan pemupukan secara otomatis melalui aplikasi smartphone. Aplikasi yang mereka buat, yang diberi nama Lawamena. Dengan aplikasi Lawamena petani dapat mengatur panel surya, penyiraman, dan pemupukan secara efisien dan terintegrasi.
Stevic Ilela menjelaskan bahwa ide untuk menciptakan alat ini berawal dari keluhan petani tentang tingginya biaya listrik dan bahan bakar. "Kami ingin memberikan solusi yang lebih efisien bagi petani di Maluku, agar mereka tidak hanya bergantung pada listrik dan BBM. Dengan alat ini, petani bisa menghemat biaya operasional mereka," ungkapnya.
Salah satu petani yang sudah memanfaatkan alat ini adalah Bapak Labadong, Ketua Kelompok Tani Rajawali di Poka Permunas, Kota Ambon. Ia mengungkapkan rasa senangnya karena alat ini sangat memudahkan pekerjaannya.
""Penyiraman dan pemupukan yang dilakukan secara otomatis lewat aplikasi di ponsel sangat membantu kami. Selain itu, alat ini juga mengurangi biaya listrik yang selama ini sangat tinggi," ujarnya.