Ide cerita bisa muncul dari diri sendiri atau sekeliling pengarang
Anda tidak perlu bingung, bagaimana cara mendapatkan ide cerita. Sebab, salah satu sumber ide cerita bisa datang dari diri Anda sendiri. Di sini tergantung kejelian Anda menggali ide cerita dari diri sendiri. Caranya, Anda tinggal menggali ingatan Anda tentang pengalaman dan perjalanan hidup Anda sendiri. Tentu Anda pernah mengalami kejadian yang unik, aneh, lucu atau mungkin kejadian (peristiwa) luar biasa yang tidak dapat Anda lupakan. Mungkin Anda ingat kejadian di sekolah dengan teman yang menyenangkan, menggelikan, mengharukan, menyedihkan, menyebalkan dan pertengkaran. Atau ingatan-ingatan kejadian lain yang terjadi di seputar Anda, ini semua dapat menjadi sumber ide cerita menarik Anda. Tetapi ini tergantung kejelian Anda untuk meramu dan memanfaatkan pengalaman Anda itu menjadi ide cerita yang menarik.
Contoh: novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Sumber ide cerita novel Laskar Pelangi ini tak lain adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah mengambil suka-duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya sendiri ketika masa sekolah dasar. Setelah menemukan ide cerita atau topik pendidikan ini, maka sang penulis Andrea Hirata mengembangkan tema novel, yaitu kegigihan dalam menempuh perjuangan pendidikan.
Perlu diperhatikan, pengertian tema memang dapat dibedakan dari dua segi, yaitu 1) dari segi penggarapan atau proses penyusunan karangan, 2) segi hasil penggarapan atau dari karangan yang telah selesai dibuat. Pembuatan tema karangan dari segi penggarapan dimaksudkan untuk memberi kata kerja atau memberi arah penggarapan cerita agar memudahkan pengarang (penulis) mengembangkan ide ceritanya. Sementara, Pengertian tema dari segi hasil penggarapan adalah perumusan pesan atau suatu amanat utama yang akan disampaikan pengarang melalui karangan kepada pembaca.
Contoh lain: JK Rowling menemukan ide cerita Harry Potter karena terinspirasi ketika menunggu kereta api yang keberangkatan tertunda. Nama Potter diambil dari nama temannya sewaktu tinggal di Winterboune, pinggiran Bristol. JK Rowling begitu terkesan pada anak keluarga Potter yang suka bercanda itu. Dari kedua ingatan ini, Rowling meramunya menjadi ide cerita tentang sekolah sihir. Anda dapat melihat tema penggarapan dari novel Harry Potter, yaitu usaha untuk menghancurkan kekuatan penyihir hitam yang hendak menguasai dunia. Segment pasar yang dituju JK Rowling adalah kelompok pembaca anak dan remaja.
Anda pun dapat mengambil ide cerita dari hal-hal yang terjadi di sekeliling Anda. Misalnya, bagaimana dengan tetangga Anda? Mungkin Anda mempunyai tetangga yang mempunyai karakter baik, dengki, pengiri, culas, pemarah atau tidak pedulian? Juga, bagaimana dengan keluarga Anda sendiri maupun teman-teman Anda? Pernahkan mereka mengalami suatu kejadian aneh, lucu, tragis dan unik? Mungkin tante Anda seorang guru private, tetangga Anda seorang penyanyi atau sahabat Anda atlit balap sepeda? Pasti ada sesuatu yang bisa Anda gali menjadi ide cerita dari pengalaman mereka. Apabila Anda jeli menggali, pengalaman seorang tukang becak pun dapat Anda jadikan cerita. Misalnya, tema suka duka seorang tukang becak yang jatuh cinta kepada salah satu pelanggannya.
Ketika Anda belum terbiasa untuk menulis mungkin Anda dapat mengarang cerita dengan meminjam nama teman-teman atau orang-orang yang membuat Anda terkesan untuk dijadikan tokoh dalam cerita Anda. Dengan begitu, Anda sudah mendapatkan karakter tokoh tanpa perlu menciptakan karakter baru.
Inspirasi
Ide cerita dapat muncul karena terinspirasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa atau suatu Negara. Itu dapat terjadi tergantung bagaimana Anda mampu memaknai dan mengeksplorasi momentum-momentum yang pernah terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa maupun suatu Negera menjadi sebuah ide cerita yang menarik.
Contohnya, ide cerita novel Saman, karangan Ayu Utami ini terinspirasi pada peristiwa gerakan mahasiswa menentang pemerintah diakhir masa pemerintahan Orde Baru. Ayu Utami begitu jeli melihat situasi konflik yang terjadi pada saat itu. Kemudian dia menciptakan penokohan dan menambah unsur dramatikanya, sehingga menciptakan cerita yang menarik dan membawa pesan-pesan baru. Anda pun dapat melihat ide cerita novel Ca Bau Kan, karangan Remi Sylado terinspirasi pada situasi sosial-etnis menjelang akhir masa Hindia-Belanda sampai revolusi kemerdekaan Indonesia. Remi Sylado begitu terinspirasi melihat ketimpangan status sosial politik yang begitu tajam pada masa itu, sehingga dia menemukan ide cerita tentang perjuangan cinta sepasang anak manusia yang berbeda etnis. Begitu juga, ide cerita novel remaja, Cinta Sang Idola karangan Hendra Surya ini terinspirasi momentum yang lagi populer, yaitu reality show Indonesian Idol yang disiarkan stasiun TV RCTI. Hendra Surya jeli melihat momentum Indonesian Idol, sehingga dia menemukan ide cerita tentang cinta juara Indonesian Idol. Tema Cinta Sang Idola ini menceritakan tentang kegigihan Ikhzan si anak melayu yang ingin sukses dan meraih kekuatan cintanya kembali setelah dihina dan dipisahkan secara paksa dari kekasihnya yang bernama Tiara.
Media Massa
Anda pun dapat menemukan ide cerita dari media massa, sepeti Koran, majalah, maupun buku. Media massa ini merupakan ladang cerita yang tak ada habisnya. Berita-berita hangat yang ditampilkan di media massa dapat dijadikan momentum pengembangan ide cerita yang menarik. Namun itu semua sangat tergantung bagaimana Anda mampu meramu dan memanfaatkan berbagai momentum berita yang ditampilkan itu menjadi sebuah kisah yang menarik.
Misalnya, berita politik dunia bisa menjadi basis cerita espionase atau konspirasi persaingan politik. Berita bisnis bisa Anda jadikan cerita drama. Kemudian dari berita nasional bisa Anda dapatkan ide cerita yang menarik, seperti kasus Marsinah, peristiwa Lumpur Lapindo, pertikaian Poso dan sebagainya. Begitu juga, berita kriminalitas, seperti Ryan si penjagal, penganiayaan atau pembunuhan anggota keluarga merupakan sumber cerita thriller, detektif, action dan drama.
Riset Kekuatan Cerita
Setelah ide Anda dapat dan cerita mulai terbentuk, langkah berikutnya adalah mengkaji tentang cerita dan karakter. Pengkajian ini perlu untuk memudahkan Anda mengembangkan cerita dan kekuatan (karakter) cerita yang akan Anda tulis. Jika Anda membuat cerita fiksi, maka isi cerita Anda tentu rekaan, tetapi ada unsur-unsur dari cerita yang non fiksi, misalnya yang terkait dengan pekerjaan dan karakternya. Cerita Anda akan mempunyai kekuatan cerita dan kredibilitas yang lebih tinggi bila pembaca dapat mengidentifikasikan dengan kenyataan sehari-harinya.
Sebagai contoh, novel Cinta Sang Idola menceritakan tentang kisah cinta sang juara Indonesian Idol. Pertama, sang penulis harus mengetahui seluk beluk hal-hal yang berkaitan dengan ajang Indonesian Idol yang diselenggarakan TV RCTI, apa saja yang menjadi persyaratan untuk bisa ikut Indonesian Idol tersebut, apa saja yang diuji, bagaimana cara testnya, tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai final dan sebagainya. Untuk mengembangkan dramatisasinya, sang penulis memberikan motivasi dan kondisi pada tokoh utama dan benturan-benturan atau rintangan yang dibentuk agar terlihat kekuatan karakter ceritanya. Sang Penulis membuat tokoh dengan berbagai macam konflik, Anda dapat lihat tokoh utama pria tersebut digambarkan sebagai orang tak mampu, tak dipandang dan tak diperhitungkan karena kemiskinannya dan tak disukai oleh orangtua kekasihnya, namun dirinya mempunyai tekad yang kuat, bakat dan kemampuan dalam olah vokal. Sementara, tokoh wanitanya digambarkan sebagai wanita yang patuh karena adat, tetapi jiwanya bergejolak untuk menemukan kekuatan cintanya.
Contoh di atas, memperlihatkan tahap pertama, bagaimana menemukan ide cerita dan tokoh utama cerita. Perlu Anda ingat, tokoh utama adalah jantung cerita dan roh cerita. Jika tokoh utama tidak disukai, maka cerita Anda menjadi tidak disukai pembaca. Jadi, pastikan tokoh utama Anda memiliki karakter dan sifat-sifat yang mengagumkan.
Setelah Anda memiliki ide cerita dan menentukan tokoh utama dalam cerita Anda, maka tahap kedua Anda harus merumuskan apa yang diinginkan, didambakan, dicapai oleh tokoh utama cerita Anda? Dengan kata lain, menentukan apa masalah utama yang dihadapi dan menghalangi keinginan dan dambaan tokoh utama? Sebagai catatan baik-buruknya cerita Anda sangat tergantung pada tokoh utama, maka dapat dibuat pernyataan yang sama benarnya, bahwa menarik tidaknya tokoh utama bergantung pada masalah penting yang dihadapinya. Oleh karena itu, Anda harus membuat apa yang diinginkan dan didambakan tokoh utama juga menjadi yang dibutuhkan dan didambakan pembaca. Misalnya, dalam novel Harry Potter sang tokoh utama yaitu Harry Potter menginginkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, pembaca pun menginginkan Harry Potter mendapatkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort, sehingga pembaca terpacu ingin tahu bagaimana cara Harry Potter mewujudkan keinginan dan dambaannya itu.
Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang kuat, maka Anda harus dapat menggambarkan keinginan dan dambaan tokoh utama dituangkan dalam bentuk kebutuhan internal dan eksternal. Harry Potter berusaha mewujudkan kebutuhan eksternalnya dengan berusaha mendapatkan piala quidditch dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, kebutuhan internal atau batin Harry Potter yaitu mendapatkan harga diri dan popularitas. Kemudian, secara lebih mendalam keinginan Harry Potter untuk sukses mendapatkan piala dan mengalahkan Voldemort adalah untuk mendapatkan keluarga, komunitas dan cinta.
Keinginan dan dambaan tokoh utama itu bisa berubah sepanjang cerita, namun perlu Anda ingat, keinginan dan dambaan tokoh utama merupakan faktor utama yang menarik perhatian pembaca, sehingga hal tersebut harus terlihat dan dinyatakan dengan jelas dari awal cerita. Perubahan keinginan dan dambaan tokoh utama dalam cerita, maka Anda harus membuat pembaca mengetahui, memahami apa keinginan dan dambaan baru tersebut.
Selanjutnya, tahap ketiga Anda menentukan siapa atau apa yang menghalangi tokoh utama mendapatkan apa yang diinginkannya? Di sini Anda harus menentukan siapa atau apa saja yang terlihat sebagai wujud antagonis (tokoh jahat) dan siapa/apa yang jelas-jelas merupakan antagonis. Sebab, bagus-tidaknya cerita Anda ditentukan oleh tokoh jahat dan munculnya berbagai rintangan berat di sepanjang perjalanan tokoh utama. Sebagai penulis Anda tidak boleh berbaik hati dan membuat hidup tokoh utama (protagonis) Anda serba gampang, melainkan Anda harus mengisi kehidupan tokoh utama dengan banyak penderitaan, konflik dan rintangan.
Berikutnya, tahap keempat Anda menentukan bagaimana pada akhirnya tokoh utama cerita Anda berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita harus selalu segar dan tak terduga. Anda harus dapat membuat kejutan. Anda harus dapat menggiring dan membuat pembaca berpikir dan menduga apa yang akan terjadi, tetapi terkecoh (tebakannya meleset).
Selanjutnya, tahap kelima Anda harus menentukan siapa yang menceritakan cerita Anda? Atau menentukan kedudukan atau keterlibatan Anda sebagai penulis dalam cerita sebagai siapa? Apakah Anda menjadi orang pertama atau tokoh utama cerita yang menuturkan cerita, atau sebagai pihak ketiga yang menuturkan cerita Anda, tanpa melibatkan diri dalam cerita? Nah, kalau Anda memposisikan diri sebagai orang pertama dalam cerita, maka Anda menggunakan gaya bahasa aku dan sudut pandang aku sebagai tokoh utama yang bertutur dalam menceritakan cerita yang Anda bangun. Sementara, jika Anda menempatkan posisi orang ketiga dalam bertutur, maka Anda bertutur seolah-olah melihat kejadian secara detail dalam cerita (dapat melongok isi kepala para tokoh cerita), tapi tidak terlibat dalam cerita.
Tahap keenam, Anda menentukan bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh dalam cerita Anda mengalami perubahan sepanjang cerita. Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang menarik, maka Anda harus memiliki tokoh utama yang mengalami jalan hidup berliku-liku dan berubah-ubah, agar pembaca dapat larut dan menikmati perjuangan hidup yang berliku-liku ini bersama tokoh utama. Atau pembaca seolah-olah merasa dirinya yang terlibat konflik dalam cerita. Untuk itu, Anda harus jeli membuat tahapan-tahapan perubahan tokoh utama dan tokoh pendukung lainnya agar alur cerita yang dibuat menarik, seperti di mana menempatkan dan bagaimana klimaks yang terjadi dan mengatur anti klimaks cerita Anda. Cerita tanpa adanya perubahan atau bersifat datar, maka akan menjemukan pembaca, sehingga minat baca pembaca pun hilang. Namun, yang perlu Anda ingat perubahan yang terjadi harus dibuat tahapan-tahapan logis secara berangsur-angsur, sehingga menjelang berakhirnya cerita perubahan tadi tampak nyata dan bisa dibenarkan, agar menimbulkan kesan yang mendalam.
Tahap ketujuh, Anda harus mengungkapkan pesan tersirat yang akan Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti yang Anda buat. Cerita tentu diarahkan dan digerakkan oleh tema cerita. Oleh karena itu, pesan tersirat yang ingin Anda sampaikan itu dapat Anda perlihatkan melalui peristiwa, tokoh-tokoh, dialog, narasi cerita dan sebagainya. Untuk menyampaikan makna tersirat yang lebih mendalam (khusus) dapat Anda gunakan bahasa-bahasa symbol dalam peristiwa, dialog atau naratif cerita.
Pada akhirnya, tema cerita yang Anda sajikan sangat ditentukan oleh cara Anda mengakhiri cerita. Klimaks dan penutup akan menentukan pernyataan tematik cerita (pesan tersirat) dari cerita yang Anda buat. Oleh karena itu, perlu Anda perhatikan cara Anda mengakhiri cerita, apakah sudah sesuai dengan apa yang akan Anda sampaikan sesungguhnya.
Sebagai catatan: Dalam mengembangkan ide cerita, maka Anda harus dapat menemukan tema baru yang menarik, unik dan mempunyai keunggulan yang khas berbeda dari karya-karya yang sudah ada. Sebab, salah-satu persyaratan yang menentukan penerimaan penerbit adalah pemilihan tema. Hanya karya yang memiliki tema menarik atau tema baru saja yang diterima penerbit.
(Sumber: Hendra Surya, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, Elex Media Komputindo, 2011.)