Di tengah dinamika perkembangan dunia pendidikan dan teknologi, karya tulis baik dalam bentuk esai, artikel ilmiah, maupun opini---semakin terabaikan oleh
mahasiswa. Di kampus-kampus, karya tulis yang dulunya menjadi bentuk kontribusi intelektual yang paling penting kini kalah bersaing dengan cara-cara ekspresi yang lebih visual dan instan. padahal sejatinya sebagai kaum
intelektual yang kerap dianggap sebagai agen perubahan, diharapkan memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi bagi
masyarakat. Ini menimbulkan pertanyaan mendasar: mengapa minat
mahasiswa terhadap karya tulis semakin menurun? Bagaimana kita bisa merefleksikan fenomena ini dan mencari solusi untuk mengembalikan tradisi menulis yang kritis dan mendalam?
KEMBALI KE ARTIKEL