Selain birokrat, masyarakat Jakarta pun kena imbas kelakuan Ahok. Kita lihat berapa banyak pedagang yang digusur, kemudian perumahan warga yang dibongkar dan penghuninya disuruh pindah. Emang gampang pindah pindah aplagi bila sudah puluhan tahun menetap.
Tidak cukup sampai disitu, anggota DPRD DKI yang notabene perwakilan rakyat Jakarta juga tidak luput dari mulut besar Ahok. Lihat saja ada anggota DPRD yang dibuat gusar oleh Ahok yang main nantang nantangin anggota dewan. Seharusnya Ahok ngaca dulu sebelum berani berani mengusik anggota dewan yang terhormat.
Ternyata masih belum cukup, Ahok kembali mengumbar sensasi dengan keluar dari partai yang telah membesarkan namanya, partai yang telah mengantarkan dia ke kursi wagub bahkan Gubernur DKI. Sama sekali tidak ada rasa terima kasihnya si Ahok kepada partai.
Jadi kalau kelakuan Ahok tidak berubah, maka ane sangat amat setuju dengan pernyataan Haji Lulung yang berkata bahwa Ahok telah mengalami gangguan jiwa dan harus dibinasakan kariernya. Ya pecat Ahok sebagai wagub dan mutasikan dia menjadi Gubernur DKI atau bahkan menteri. Ahok dan kegilaannya sudah banyak membuat orang yang sudah nyaman di zona nyaman menjadi tidak nyaman. Birokrat dan pejabat yang sudah nyaman sabet sana dan sabet sini jadi tidak nyaman. Preman dan calo yang sudah nyaman ngutip dari pedagang dan penghuni bangunan jadi tidak nyaman. Partai yang sudah nyaman menarik upeti dari kadernya yang jadi pejabat dibuat tidak nyaman.
Inilah sebagaimana korupsi yang dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa yang ditangani dengan cara luar biasa, begitu pula birokrasi negara ini yang mengalami kesintingan luar biasa perlu ditangani oleh orang orang yang luar biasa gilanya juga