[caption id="" align="alignnone" width="235" caption="salakan, suharto, irian jaya barat"][/caption] Keberadaan sebuah monumen sesungguhnya merupakan tanda untuk memperingati suatu peristiwa penting di masa lalu. Karena itu monumen atau tugu selalu berkaitan dengan sejarah kehidupan suatu bangsa. Demikian pula keberadaan
Monumen Jayawijaya atau yang populer disebut tugu trikora yang dibangun di kota Salakan kabupaten
Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah, yakni memperingati peristiwa penting tentang kisah perebutan Irian Barat. Sayangnya hingga kini tak banyak masyarakat yang tahu tentang keberadaan dan sejarah Monumen Jayawijaya ini. Bahkan masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan sendiri maupun di Sulawesi Tengah banyak yang tidak mengetahui mengenai makna dan tujuan dibangunnya monumen tersebut.
Momumen jayawijaya adalah Sebuah tugu berbentuk segi tiga yang berdiri di kaki bukit di bawahnya ada sebuah halaman kecil berteras untuk tempat mengenang dan menghidmati peristiwa-peristiwa masa lalu. Tugu ini dibangun diatas bukit di kota Salakan persis menghadap ke teluk Ambelang, dari sini bisa melihat ke arah perairan banggai. Di atas bagian depan tugu tertulis untaian kalimat yang ditandatangani Presiden Soeharto. Sejarah Indonesia mencatat bahwasanya di lokasi ini atau persisinya di perairan Teluk Bakalan Pulau Peling Kabupaten Banggai Kepulauan terjadi peristiwa penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Hampir seluruh kekuatan pasukan bersenjata yang dimiliki Republik Indonesia pada tahun 1962 di pusatkan di perairan Teluk Bakalan ini dalam angka persiapan untuk membebaskan wilayah Irian Barat. Di tempat ini pernah dijadikan pemusatan kekuatan terbesar dalam sejarah TNI dalam rangka melaksanakan tugas Operasi Jayawijaya Trikora yang menjadi bagian dari Komando Mandala yang dipimpin Mayjen Soeharto yang kemudian hari menjadi Presiden RI.
KEMBALI KE ARTIKEL