Kiranya persoalan ini mengemuka di kalangan warga Nahdliyin/NU ketika masa jelang pemilu tiba. Tak lain karena popularitas tokoh kaliber internasional, Gus Dur, yang dianggap mampu menggerakkan daya dukung masyarakat. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya meraih dukungan suara dari para konstituen.
KEMBALI KE ARTIKEL