Ketika Surabaya tengah dalam kondisi mencekam akibat gempuran Sekutu pada 10 November 1945, para pucuk pimpinan TKR ternyata juga sedang gelisah lantaran ketiadaan seorang pemimpin diantara mereka. Supriyadi, yang sejatinya ditunjuk oleh Pemerintah Pusat, tak kunjung tampak usai peristiwa perlawanan PETA di Blitar sejak 14 Februari 1945.
KEMBALI KE ARTIKEL