Dikenal sebagai monumen pejuang Nganjuk pada masa Agresi Militer Belanda II. Dimana awal mula peristiwa ini tak lain ketika pasukan Belanda berupaya menguasai Nganjuk pada tanggal 14 April 1949. Para pejuang dari barisan polisi istimewa dibawah komando Iptu A. Wiratno Puspoatmojo, melakukan penyisiran daerah perbatasan guna melakukan perlawanan terkonsentrasi.
KEMBALI KE ARTIKEL