Coaching apa sih? Kalo kata Ikhwan Sopa, dalam artikelnya, Coaching-Coaching Hota Hai. #aiih jd nostalgia #cari pohon, muter-muter. :p. Coaching itu menjaga “kehendak” Coachee dg pembiaran-pembiaran yg positif. Seorang Coach mengajak Coachee nya membangun target, dan menjaga “kehendak” Coachee untuk mencapai targetnya. Coachee pasti akan mengalami kendala dalam upaya mencapai target, tugas Coach bukan memberi tahu apa solusinya, tp merangsang Coachee untuk menemukan solusinya, sendiri.
Coaching itu sendiri dibagi 2 : self /internal coaching dan external coaching. Self / internal coaching adalah coaching yg dilakukan oleh diri sendiri karena kemampuan diri seseorang “mendewasakan” diri nya. Sedangkan external coaching, layaknya coaching yg dikenal umum, coaching yg dilakukan dg fasilitator pihak luar diri coachee. Tidak semua orang memiliki kemampuang self / internal coaching. Sosok dg tingkat PD yg tinggi biasanya memiliki kemampuan self/ internal coaching yg baik. Ke-PD-annya membuat dia mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup nya. Namun, disisi lain, ke-PD-annya, membuat dia sulit di coaching pihak luar, atau bahasa Ikhwan Sopa, tidak coacheable. Sebaliknya, pribadi yg action oriented. Ga terlalu pusing dg rencana, yg penting gerak dulu, adalah sosok yg coacheeable. Sosok ini sangat mudah dipoles oleh Coach untuk lebih mempertajam action-action yg dilakukan.
Coaching beda dg beberapa model pembinaan dan pengembangan SDM yg lain. Sebut saja Mawar, #eh maksudnya Mentoring :p. Bedanya coaching dg mentoring adalah di konteks transfer pengetahuan. Kalo mentoring, transfer pengerahuan dr Mentor ke Mentee. Kalo coaching dr Coachee ke Coachee, Coach hanya memfasilitasi. Coaching dg Training : dalam hal penentuan target, training oleh trainer atau materi training, coaching oleh Coachee. Coaching dg Consulting: kalo consulting yg dianggap expert itu Consultant nya, kalo coaching ya si coachee nya. Coaching dg Counselling : kalo sekali dua kali itu disebut counseling, kalo berkelanjutan itu baru disebut coaching. Dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan dg format pembinaan dan pengembangan SDM yg lain. Bedanya pada prinsip dari dan ke. Kalo coaching, sekali lagi, dr Coachee ke Coachee.
Nah, ini poin yg mau saya tekenin. Bahwa kesuksesan seseorang sangat ditentukan dr rangkaian coaching kehidupan yg dilewatinya. Kemampuan dia menerima coaching, baik internal atau external, akan sangat menentukan arah dan tingkat kesuksesan seseorang. Kemampuan berpikir terbuka atau open mind, sangat mempengarui potensi sesorang untuk bs menjadi pembelajar. Dan para pembelajarlah yg akan mampu menggapai kesuksesan. Kalo menurut Ikhwan Sopa, ada 3 hal dasar yg harus dimiliki oleh seorang Coachee, yaitu : Coachability Mindset, Coachability Heartset, Choachabilty Skill.
Coachability Mindset
Apapun yg orang sampaikan atau sarankan ke kita, hanya akan menjadi informasi. Menjadi apapun setelah itu tergantung dr keputusan kita. Open Mind!
Coachability Heartset
Apapun yg orang sampaikan atau sarankan kepada kita, rasakan hikmahnya. Gunakan hati untuk merasakannya.
Choachabilty Skill.
Lebih kepada keahlian kita dalam merespon saran atau masukan orang lain. Kalo Kata Ikhwan Sopa, merespon informasi dg informasi. Biasakanlah mengucapkan terima kasih kepada “Coach” kamu.
Coachability Mindset, Coachability Heartset dan Choachabilty Skill akan membuat langkah hidupmu lebih ringan. Kamu akan berpotensi untuk menjadi orang yg beruntung, yaitu orang-orang yg hari ini lebih baik dr kemarin, hari esok lebih baik dr hari ini. Karena hikmah akan sangat mudah masuk ke kamu dan kamu response dg response-response terbaik.
Yuk, Coacheeable!