Ternyata ia tetap dalam kecongkakannya. Kehinaan dan kerendahan yang ia rasakan ternyata tak membuatnya sadar dan b
ertaubat. Bahkan, ia mengumandangkan suatu sumpah di hadapan Allah. Sumpah yang menjadi tanda penentangannya terhadap Rabbnya. Ia bersumpah sebagaimana yang Allah abadikan dalam kitab-Nya:
“Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). ” (QS. Al-A’raaf: 16-17)
Itulah ikrar iblis untuk menyesatkan anak-anak Adam. Ia akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyimpangkan mereka dari jalan yang lurus. Dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai cara serta dari segala arah akan ia kerahkan kemampuannya untuk menyesatkan seluruh keturunan Adam hingga tak tersisa seorang pun dari mereka melainkan akan mendurhakai-Nya.
Berkatalah Syaqiq:
ما من صباح إلا قعد لي الشيطان على أربعة مراصد : من بين يدي ومن خلفي وعن يميني وعن شمالي فيقول : لا تخف فإن الله غفور رحيم فأقرأ { وإني لغفار لمن تاب وآمن وعمل صالحا ثم اهتدى }وأما من خلفي فيخوفني الضيعة على من أخلفه فاقرأ : { وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها } ومن قبل يميني يأتيني من قبل النساء فاقرأ : { والعاقبة للمتقين } ومن قبل شمالي فيأتيني من قبل الشهوات فاقرأ : { وحيل بينهم وبين ما يشتهون }
“Tiada suatu pagi pun melainkan setan telah duduk mengintaiku dari empat penjuru. Dari depan dan belakangku, serta dari arah kanan dan kiriku. Ia (setan) berkata: ‘Kamu jangan takut, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ’Maka aku pun membaca: ‘Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. ’ (QS. Thaha: 82)
Adapun dari arah belakangku, ia menakut-nakutiku akan terlantarnya keluarga yang bakal aku tinggalkan. Maka aku pun membaca: ‘Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya. ’ (QS. Hud: 6)
Dan dari arah kananku ia mendatangiku dari sisi wanita, maka aku pun membaca: ‘Dan kesudahan yang baiklah bagi orang-orang yang bertakwa. ’(QS. Al-A’raaf: 128)
Dan dari arah kiriku ia mendatangiku dari sisi syahwat, maka aku pun membaca: ‘Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka inginkan. ’ (QS. Saba: 54)
Ibnul Qayyim berkata:
السبل التي يسلكها الإنسان أربعة لا غير فإنه تارة يأخذ على جهة يمينه وتارة على شماله وتارة أمامه وتارة يرجع خلفه فأي سبيل سلكلها من هذه وجد الشيطان عليها رصدا له فإن سلكها في طاعة وجده عليها يثبعطه عنها ويقطعه أو يعوقه ويبطئه وإن سلكها لمعصية وجده عليها حاملا له وخادما ومعينا وممنيا ولو اتفق له الهبوط إلى أسفل لأتاه من هناك
“Jalan yang dilalui oleh seorang insan ada empat, tidak ada yang lain. Kadang ia mengambil arah kanan, kadang mengambil arah kiri, kadang arah depan dan kadang kembali ke belakang. Jalan manapun yang ia lalui, ia akan mendapati setan mengintainya. Bila menempuh jalan ketaatan, ia akan menjumpai setan siap menghalangi atau memperlambat laju jalannya. Bila ia menempuh jalur kemaksiatan, ia akan menjumpai setan siap mendukung dan menyokongnya. ” (Ighatsatullahafan hal. 104 )
Itulah iblis, musuh Allah dan musuh kita semua. Ia selalu siap siaga mengintai dan menerkam sasaran tipu dayanya. Lantas maukah kita menjadi korbannya?
Sumber: Ighatsatullahafan hal. 104 terbitan Darul Ma’rifah Beirut 1395 H